Ayah... ajari aku bagaimana aku harus bangkit ...
Ajari aku bagaimana aku bisa berdiri tak lagi hanya tidur bermimpi
Mengemis, memohon, meminta, dan bahkan memaksa
Ayah ... anakmu ini seakan enggan hidup
Ayah ... jika kemarin aku datang mencium nisanmu dengan bahagianya setelah rindu itu terhangatkan kembali
Kini aku kembali beku, malu rasanya untuk bertamu
Ayah, anakmu hari ini dengan percuma membuang air matanya
Hanya untuk menutupi rasa sakitnya
Ayah .. apakah dulu di masa kecilku, aku telah beraut wajah berdosa dan dibebankan duka seperti ini, ayah ?
Apakah ini kewajiban bagi Tuhan meletakkan dosa orang tuaku padaku ?
Apakah hak bagi mereka menolakku karena orangtuaku ?
Ayah ... entah aku bagaimana...
Aku lupa caranya merangkak
Aku lupa caranya hidup
Yang ku ingat hanya bagaimana dan kenapa aku menangis ...
sendhal_boetut
arhyka kusuma wall stories
Senin, 23 Februari 2015
Minggu, 22 Februari 2015
sepi dalam ramai ...
Mungkin seperti terompet yang ditiup dengan frekuensi tinggi namun tetap tak terdengar
Seperti tuli, mungkin iya... tapi apakah aku tak bertelinga.. hei telingaku lengkap.
Ayah ... tadi kamu berkata seandainya aku tahu
Aku tidak mau tw apa apa selain satu kamu kembali
Tapi kamu selalu menginginkanku untuk mengemis
Apakah sepantas dan selayak itu aku menjadi pengemis ?
Tidakkah bisa tanpa aku mengemis kamu menyedekahkan cintamu ?
Ayah.. aku mengerti jika terlalu banyak kupu kupu disekelilingmu yang siap menghibur
Ayah... sayangku, ada kalanya aku lelah, dan aku kini telah enggan.
Seperti tuli, mungkin iya... tapi apakah aku tak bertelinga.. hei telingaku lengkap.
Ayah ... tadi kamu berkata seandainya aku tahu
Aku tidak mau tw apa apa selain satu kamu kembali
Tapi kamu selalu menginginkanku untuk mengemis
Apakah sepantas dan selayak itu aku menjadi pengemis ?
Tidakkah bisa tanpa aku mengemis kamu menyedekahkan cintamu ?
Ayah.. aku mengerti jika terlalu banyak kupu kupu disekelilingmu yang siap menghibur
Ayah... sayangku, ada kalanya aku lelah, dan aku kini telah enggan.
Langganan:
Postingan (Atom)